Anak saya Abiyu masuk ke SD Swasta pada usia 5 tahun 9 bulan. Saya dan suami menilai Abiyu sudah siap masuk SD, begitu juga dengan hasil penilaian sekolah TK nya. 1 tahun di playgroup dan 2 tahun di TK berdasarkan penilaian sekolah TK nya sudah cukup mematangkan Abiyu untuk masuk ke SD. Plus terbiasanya telinga ini di doktrin dengan rasa bangga emak-emak lain yang memasukkan anaknya ke sekolah SD di usia muda.
Ternyata hasilnya tidak seperti yang kami perkirakan, Abiyu mogok sekolah. Setiap diantar ke sekolah dia tidak mau masuk kelas. Kalaupun berhasil masuk kelas, dia selalu berusaha keluar kelas lagi dan sulit diajak masuk kembali ke kelas. Pada saat ulangan dia hanya mau mengerjakannya di meja diluar kelas atau di ruang guru, tetapi anehnya nilainya selalu diatas 90. Jujur saja, saat itu saya sangat bingung, selama 3 bulan Abiyu tidak pernah mengikuti kelas dari awal sampai akhir, bahkan cenderung lebih sering bolos sekolah saat dia tidak mau sama sekali masuk kelas. Beberapa kali ditinggal di sekolah dia tidak mau masuk kelas sama sekali dari pagi sampai jam 1 siang, ditemani satpam, sampai akrab lol 😆. Saya temani disekolah pun demikian, sulit baginya untuk bisa betah di dalam kelas. Banyak sekali alasan yang dia sampaikan, mulai dari cape, gak betah, sekolahnya lama, gak suka sama teman-temannya, dibully teman-temannya, dll. Lama kelamaan saya emosi dan sering marah kepadanya (yang sangat saya sesali hingga sekarang, hiks 😢).
Suatu hari saya dan suami memutuskan untuk mencoba memindahkannya ke sekolah lain, mau di analisis apakah si anak tidak betah karena kondisi sekolahnya, temannya atau ada faktor lain. Lalu soundinglah kami dengan salah satu kepala sekolah kenalan mama. Ketika ditanya usia anak, yang ternyata masih dibawah 6 tahun, beliau menyarankan untuk ke psikolog anak terlebih dahulu untuk menguji kematangan anak. Dan hasilnya, Abiyu tidak disarankan masuk SD di usia dibawah 6 tahun karena memiliki Sensory Integration Disfunction atau ada juga yang menyebutnya Sensory Integration Disorder (SID) dan harus menjalani terapi terlebih dahulu. Apaaaa ituuu? Baru kali ini istilah ini saya dengar.
Apa itu SID? SID adalah ketidakmampuan tubuh dalam megintegrasikan indera, menerima, mengolah dan menggunakan infomasi yang diterima oleh indera dengan benar. Hal ini dapat menggangu konsentrasinya dalam belajar. Untuk lebih jelas mengenai apa itu SID silahkan googling yaa 😊.
Beberapa sebab adanya SID adalah :
1. Pada saat hamil, sang ibu banyak mengkonsumsi narkoba, alkohol atau obat-obatan.
2. Trauma melahirkan, kekurangan oksigen dan lahir dengan Operasi Caesar. (ini nih yang kupikir menyebabkan SID nya Abiyu).
dan beberapa sebab lainnya (saya lupa 😂)
Ciri-ciri yang ternyata muncul pada Abiyu adalah, dia tidak suka dengan merk yg menempel di bagian belakang bajunya dan selalu minta dicopot (percuma deh beli baju bermerk 😁). Diusia Abiyu 1 tahun, dia tidak mau turun ke pasir saat dipantai, dia juga berjinjit saat berjalan dilantai yang kotor. Gerakan tubuhnya selalu terlihat kurang berhati-hati, contohnya setiap makan di restoran selalu ada yang jatuh atau tumpah. Saat awal masuk playgroup dulu, Abiyu tidak mau ikut kegiatan mengelem, karena tidak mau tangannya kotor dan lengket. Sebenarnya fase-fase tersebut telah dilewati Abiyu, tetapi mungkin kurang cepat adaptasinya dibandingkan anak-anak yang lain.
Psikolog Abiyu menyarankan untuk dilakukan terapi, akhirnya Abiyu diterapi sambil sekolah di TK lagi. Setelah 3 bulan Abiyu dinyatakan sudah lulus terapi sensori integrasi, dan banyak perubahan sudah dicapainya. Tetapi kami akhirnya memutuskan agar Abiyu kembali ke sekolah TK mengingat usianya yang dibawah 6 tahun. Hilanglah uang pangkal di SD Swasta yang mihil itu, hiks hiks hiks... Kenapa memutuskan itu?? Why????? Karena hasil konsultasi kami dengan psikolog membuka mata kami bahwa memaksakan anak masuk SD di usia dibawah 6 tahun akan berakibat panjang pada masa depannya. Banyak anak yang akhirnya bermasalah, bosan belajar, sulit konsentrasi, entah pada saat SD, SMP, SMA, atau malah pada saat kuliah. Itulah alasannya kenapa Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa usia 7 tahun adalah waktunya memperlakukan anak-anak seperti "tawanan perang", bukan arti sebenarnya yaa... heheheee.... Maksudnya adalah usia 7 tahun adalah waktunya mendidik, membimbing, dan memandirikan anak. Pada usia ini juga anak-anak disuruh shalat 5 waktu. Bukan tanpa alasan usia ini disebut-sebut Rasullulah bukan?
Oiya untuk para orangtua yang anaknya terlihat bermasalah, nakal, susah diatur, picky eater, mogok sekolah dll, jangan menjudge anak kita karena belum tentu itu murni karakter, bisa jadi anak anda tidak mengerti kenapa dia seperti itu. Jangan takut konsultasi dengan psikolog anak. Ke psikolog bukan berarti anak anda gila, dia hanya perlu sedikit bantuan. Dampingilah mereka sehingga mereka tidak merasa sendirian, dan yakinlah, mereka bisa mengejar ketertinggalan. Anak saya Abiyu pun demikian, setelah masuk SD, ternyata dia jauh membanggakan saya dengan prestasinya.. So, tetap semangat..
2 Comments
Trimakasih bundanya abiyu untuk pencerahannya
ReplyDeleteSama-sama
Delete