Sekolah Swasta vs Sekolah Negeri

Setiap orang tua pasti berusaha memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Di saat-saat pendaftaran sekolah para orang tua wara wiri mencari sekolah yang cocok dan sesuai dengan budget. Bahkan ada yang rela mengeluarkan uang yang sangat besar demi memasukkan anaknya ke sekolah terbaik. Semua itu terjadi karena pilihan sekolah saat ini menjadi sangat variatif. Selain kategori sekolah negeri dan swasta ada juga sekolah alam, home schooling, sekolah karakter, sekolah khusus agama tertentu terpadu, dll

Dulu waktu saya masih di daerah, pilihan sekolah pertama jatuh pada sekolah negeri favorit, pilihan kedua sekolah negeri yang kurang difavoritkan. Apabila ke sekolah negeri tidak masuk, baru kemudian masuk ke sekolah swasta. Jadi yang masuk sekolah swasta dianggap tidak mampu masuk ke sekolah negeri karena nilainya yang kecil. Sesederhana itu.

Sekarang saat saya sudah tinggal di bekasi kondisinya sudah berubah, para orang tua lebih condong memilih sekolah swasta dengan konsep pembelajaran yang memang lebih terencana, lebih tertata, fasilitas yang lengkap dan bersih. Semakin mahal konon katanya semakin baik kualitas sekolahnya. Sedangkan kondisi sekolah negeri terlihat lebih memprihatinkan dari segi fasilitas, tembok yang mengelupas, kamar mandi kurang terawat dan kotor. Entah kenapa sekolah di kota ini lebih lambat perkembangannya dibandingkan sekolah-sekolah didaerah. Semenjak adanya dana bantuan dari pemerintah, sekolah negeri daerah berlomba-lomba memperbaiki fasilitas sekolahnya, sedangkan di kota malah terlihat lambat berkembang. Tetapi dari segi kurikulum dan pengajaran saya yakin semua sesuai dengan arahan kementrian pendidikan.


Suatu saat saya dan suami dihadapkan pada pilihan untuk menyekolahkan anak saya Abiyu ke sekolah negeri. Pada awalnya kami menyekolahkan Abiyu ke SD swasta dengan uang pangkal yang cukup mahal, tetapi dalam waktu 3 bulan, Abiyu mogok sekolah (baca : Sensory Integration Disfunction (SID)) dan terpaksa kami kembalikan lagi ke sekolah TK dan hanguslah uang pangkal yang kami bayar. Ketika sampai diusia 6 tahun 9 bulan, dan waktunya masuk SD lagi, kami memutuskan untuk memasukkan Abiyu ke sekolah negeri dan melihat perkembangannya dulu. Dengan pertimbangan, di sd negeri tidak ada uang pangkal, dan jika Abiyu mau sekolah dengan baik, kami akan memindahkannya kembali ke sekolah swasta yang lebih baik.

Hasilnyaa......... taraaaaaa....... ternyata ada perkembangan yang diluar ekspektasi kami. Abiyu sekolah dengan baik, perkembangan akademisnya cukup baik, bahkan dia langsung rangking 2 di semester pertama. Tapi bukan perkembangan itu yang membuat kami amaze. Tapi dalam hal sosialisasi, dia bergaul dengan teman-teman yang berasal dari berbagai kalangan, dan dia happy, empatinya tumbuh jauh lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada minder, tidak pula menyombongkan diri. Terlatih dengan sendirinya. Mungkin Abiyu menemukan hal yang berbeda dengan sekolah di sekolah negeri, karena selama ini Abiyu sekolah di playgroup, tk, dan sd swasta dengan anak-anak golongan menengah keatas. Sekarang Abiyu mempelajari keberagaman ras, agama maupun tingkat ekonomi. Selain itu Abiyu mulai belajar lebih kuat dan tangguh dengan kondisi sekitar. Dia tidak manja saat berangkat, pulang sekolah, maupun saat ada di sekolah.

Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan sekolah Abiyu tetap di SD Negeri. Biarlah dia belajar dari kekurangan fasilitas. Biarkanlah dia berbagi kebahagiaan, kesedihan, keceriaan dengan teman-teman yang lebih heterogen. Mungkin sekolah negeri tidak sematang sd swasta dalam perencanaan pengajaran. Tidak semua anak dapat menerima pelajaran sesuai dengan kecenderungan cara belajar yang mudah diterimanya, baik itu audio, visual maupun kinestetik. Tapi orangtua dapat membantunya dengan mengikutsertakan les, atau dengan mengajarinya dirumah. Toh jam belajar di sekolah negeri tidak selama di sekolah swasta bukan? Kitalah yang harus mengerti kebutuhan anak kita. Kita yang harus memahami kondisi yang cocok untuk anak kita sendiri.

Jadi intinya sekolah di sekolah negeri atau swasta adalah pilihan, selalu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah sekolah yang cocok dengan karakter anak kita, yang mendidik apa yang menjadi kekurangan dari anak kita.

Selamat belajar sayang...
Bertemanlah dengan siapa saja...
Jadilah anak yang rendah hati dan tangguh..
Karena kelak, engkau akan menghadapi banyak hal-hal baru...


Post a Comment

0 Comments